Terasa pendeknya hidup
Tapi terasa panjangnya karena derita
Maut tempat perhentian terakhir
Nikmat datangnya dan selalu diberi salam
Kamis, 29 Desember 2011
Untitled [Minggu, 17 Desember 1961]
Pada suatu saat dimana kita berhenti
Memandang ke belakang
Dan memberi salam
(Mesra tapi sayu)
Masa lampau adalah seperti mimpi
Terlupa dan berat menarik ke belakang
terkadang kecewa
Yang hilang, semua hilang
Seperti usus yang lenyap kelemasan
Dan kecewa seperti Asuvius yang patah hati
Kemasakan, dan juga kenaifan
Keberanian dan pengkhianatan
Apakah kita bisa bebicara tentang nilai-nilai ?
Sebelum dewasa
Memandang ke belakang
Dan memberi salam
(Mesra tapi sayu)
Masa lampau adalah seperti mimpi
Terlupa dan berat menarik ke belakang
terkadang kecewa
Yang hilang, semua hilang
Seperti usus yang lenyap kelemasan
Dan kecewa seperti Asuvius yang patah hati
Kemasakan, dan juga kenaifan
Keberanian dan pengkhianatan
Apakah kita bisa bebicara tentang nilai-nilai ?
Sebelum dewasa
Masyarakat Borjuis [Minggu, 12 Juni 1960]
Ada suatu yang patut ditangisi
Aku kira kau pun tahu,
Masyarakatmu, masyarakat borjuis
Tiada kebenaran disana
Dan kalian selalu menghindarinya
Aku selalu serukan (dalam hati tentu)
"Wahai kaum proletas sedunia"
Berdoalah untuk masyarakat borjuis
Ada golongan yang tercampak dari kebebasan
Dan berdiri atas nilai kepaslsuan
Aku kira, tiada bahagia disana
Sebab tiada kasih, kebenaran dan keindahan
dalam kepalsuan
Aku akan selalu berdoa baginya
(aku sendiri tak percaya pada doa, maaf)
Aku kira anda tiada kenal kasih
(Nafsu tentu ada)
Apakah bernilai dengan uang
Dan padamu, kawan
Semua adalah uang, perhitungan saldo
Tiada yang indah dalam kepalsuan
(Engkau tentu yakin ?)
Di sinilah a moral ditutupi oleh a moral
Di sinilah tabir-tabir yang terlihat
Dan seringkali aku bersepeda sore-sore
Bertemu dengan gadismu (borjuis pula)
Aku begitu sedih dan kasih
Ya, Tuhan (Aku tak percaya Tuhan)
berilah mereka kebenaran
Aku tahu
Gadis cantik di mobil, bergaun abu-abu
Tapi bagiku tiada apa
Aku kira kau pun tahu,
Masyarakatmu, masyarakat borjuis
Tiada kebenaran disana
Dan kalian selalu menghindarinya
Aku selalu serukan (dalam hati tentu)
"Wahai kaum proletas sedunia"
Berdoalah untuk masyarakat borjuis
Ada golongan yang tercampak dari kebebasan
Dan berdiri atas nilai kepaslsuan
Aku kira, tiada bahagia disana
Sebab tiada kasih, kebenaran dan keindahan
dalam kepalsuan
Aku akan selalu berdoa baginya
(aku sendiri tak percaya pada doa, maaf)
Aku kira anda tiada kenal kasih
(Nafsu tentu ada)
Apakah bernilai dengan uang
Dan padamu, kawan
Semua adalah uang, perhitungan saldo
Tiada yang indah dalam kepalsuan
(Engkau tentu yakin ?)
Di sinilah a moral ditutupi oleh a moral
Di sinilah tabir-tabir yang terlihat
Dan seringkali aku bersepeda sore-sore
Bertemu dengan gadismu (borjuis pula)
Aku begitu sedih dan kasih
Ya, Tuhan (Aku tak percaya Tuhan)
berilah mereka kebenaran
Aku tahu
Gadis cantik di mobil, bergaun abu-abu
Tapi bagiku tiada apa
Kamis, 01 Desember 2011
Untitled
Di sudut ruang kosong ini terlintas kehampaan
Terambil sebuah lembar untuk menuai apa yang terasa
Setelah mengalami pesakitan
Tentang mimpi yang tak terwujud
Tentang angan yang tak tergapai
Seiring tinta yang tertuang ramah dengan perasaan
Terukir sesuai ungkap jiwa dan hati
Menyalahkan keadaan adalah kebodohan
Menyalahkan diri sendiri adalah kemunafikan
Dan menyalahkan cinta ini adalah kenistaan
Memang cerita ini terlalu suram untuk diratapi
Kisah ini terlalu pedih untuk dirasakan
Namun menghadapi adalah sebuah pilihan tersisa
Terus melangkah untuk harapan akhir
Terambil sebuah lembar untuk menuai apa yang terasa
Setelah mengalami pesakitan
Tentang mimpi yang tak terwujud
Tentang angan yang tak tergapai
Seiring tinta yang tertuang ramah dengan perasaan
Terukir sesuai ungkap jiwa dan hati
Menyalahkan keadaan adalah kebodohan
Menyalahkan diri sendiri adalah kemunafikan
Dan menyalahkan cinta ini adalah kenistaan
Memang cerita ini terlalu suram untuk diratapi
Kisah ini terlalu pedih untuk dirasakan
Namun menghadapi adalah sebuah pilihan tersisa
Terus melangkah untuk harapan akhir
Sabtu, 03 September 2011
Kesalahan
Tentang sebuah kesalahan
Kesalahan, kesalahan dan selalu kesalahan yang tertuang
Seperti dibodohi oleh apa yang telah terjadi
Saat memulai mengukir sebuah cerita
Setiap saat seakan hanya kesalahan mengiringi
Terus membuntuti bagaikan bayangan gelap
Terus mengikuti bagaikan telapak yang tak diharapkan
Begitu meyiksa langkah yang terambil
Hingga tak tau arah tujuan ini
Dan tak pernah tau kenapa harus terjadi
Dan bagaimana harus menjadikannya benar
Berharap tak terjadi kesalahan yang begitu menyiksa
Hanya karena ingin menyatakan apa yang terasa
Melakukan apa yang diinginkan
Menjadikan pedih tersisa pada akhirnya
Kapan semuanya menjadi seperti dahulu
Tanpa kehadiran sang kesalahan
Ataukah memang harus menyerah pada kesalahan bodoh ini
Dan melepaskan langkah awal yang baru saja terpijak
Kesalahan, kesalahan dan selalu kesalahan yang tertuang
Seperti dibodohi oleh apa yang telah terjadi
Saat memulai mengukir sebuah cerita
Setiap saat seakan hanya kesalahan mengiringi
Terus membuntuti bagaikan bayangan gelap
Terus mengikuti bagaikan telapak yang tak diharapkan
Begitu meyiksa langkah yang terambil
Hingga tak tau arah tujuan ini
Dan tak pernah tau kenapa harus terjadi
Dan bagaimana harus menjadikannya benar
Berharap tak terjadi kesalahan yang begitu menyiksa
Hanya karena ingin menyatakan apa yang terasa
Melakukan apa yang diinginkan
Menjadikan pedih tersisa pada akhirnya
Kapan semuanya menjadi seperti dahulu
Tanpa kehadiran sang kesalahan
Ataukah memang harus menyerah pada kesalahan bodoh ini
Dan melepaskan langkah awal yang baru saja terpijak
Senin, 20 Juni 2011
Sebuah Akhir
Senin 20 Juni 2011, pukul 00.48 dini hari
Di hadapan sebuah lembar kosong
Mencoba menulis apa yang telah terasa
Waktu yang lalu usai terlewati
Dimana sakit dan bahagia menyatu dalam balutan harmonis
Seiring canda, tawa hingga tangis
Bukankah takdir ini harus begini ?
Demi menggenapi akhir cerita yang sempat terhenti
Dan tuangkan syair sebuah puisi tentang kisah lalu
Hingga tertorehkan semua kemelut jiwa dan hati
Yang selama ini terpendam jauh di balik kebisuan
Mungkin salah bila menghentikan semua saat ini
Mungkin juga benar bila pada akhirnya terucap "selamat tinggal"
Tanpa sebuah kecupan kesan terakhir
Tanpa pelukan melepas kepergian
Memang demikian yang terjadi
Tatkala kau hadir dan juga harus pergi
Membawa seluruh cerita yang pernah tertuliskan
Tak bisa dipungkiri
Dahulu menjadi awal, namun sekarang ini sebuah akhir
Waktu yang tepat tuk menghentikan tinta yang terukir
Di akhir lembar ini
Di hadapan sebuah lembar kosong
Mencoba menulis apa yang telah terasa
Waktu yang lalu usai terlewati
Dimana sakit dan bahagia menyatu dalam balutan harmonis
Seiring canda, tawa hingga tangis
Bukankah takdir ini harus begini ?
Demi menggenapi akhir cerita yang sempat terhenti
Dan tuangkan syair sebuah puisi tentang kisah lalu
Hingga tertorehkan semua kemelut jiwa dan hati
Yang selama ini terpendam jauh di balik kebisuan
Mungkin salah bila menghentikan semua saat ini
Mungkin juga benar bila pada akhirnya terucap "selamat tinggal"
Tanpa sebuah kecupan kesan terakhir
Tanpa pelukan melepas kepergian
Memang demikian yang terjadi
Tatkala kau hadir dan juga harus pergi
Membawa seluruh cerita yang pernah tertuliskan
Tak bisa dipungkiri
Dahulu menjadi awal, namun sekarang ini sebuah akhir
Waktu yang tepat tuk menghentikan tinta yang terukir
Di akhir lembar ini
Langganan:
Postingan (Atom)